Sukarno: Respon Terhadap Ketidakstabilan Kondisi Politik Pada Masa Demokrasi Liberal 1956-1959
DOI:
https://doi.org/10.47134/pssh.v1i4.144Keywords:
Sukarno, Demokrasi Liberal, Sistem Parlementer, Konsepsi Presiden, Dekrit PresidenAbstract
Diberlakukannya sistem Demokrasi Liberal atau Parlementer di Indonesia sejak tahun 1950-1959 ternyata dianggap kurang cocok oleh Presiden Sukarno. Anggapan ini muncul karena melihat kondisi politik pada periode tersebut cenderung tidak stabil dan justru didominasi oleh kepentingan setiap partai. Ini juga menjadi akibat dari adanya sistem multipartai yang dijalankanm sehingga banyak partai politik yang bermunculan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana respon Presiden Sukarno terhadap kondisi politik yang ada pada periode tersebut. Dalam penulisan artikel ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah dengan studi pustaka. Adapun langkah-langkah dalam metode penelitian sejarah meliputi tahap pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasilnya, Presiden Sukarno merespon kondisi politik pada saat itu dengan menggaungkan mengenai Nasakom, Konsepsi Presiden yang didalmnya turut memuat pengenalan sistem Demokrasi Liberal, Kabinet Gotong Royong, dan Dewan Nasional, hingga pada puncaknya Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang secraa resmi mengakhiri pemberlakukan sistem parlementer dan periode Demokrasi Liberal di Indonesia.
References
Adryamasrthanio, V dan Widya Lestari Ningsih. (2022, Mei 24). “Dampak Sistem Multipartai Pada Masa Demokrasi Liberal.” Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/24/120000279/dampak-sistem-multipartai-pada-masa-demokrasi-liberal?page=all, diakses pada 8 Oktober 2023.
Almusallam, I. (2022). Politic offering behaviour among Saudi females: Is there any place for quantitative analysis in discursive politeness? Journal of Pragmatics, 200, 76–97. https://doi.org/10.1016/j.pragma.2022.08.003
Altiparmakis, A. (2021). Pandemic politics: policy evaluations of government responses to COVID-19. West European Politics, 44(5), 1159–1179. https://doi.org/10.1080/01402382.2021.1930754
Argenti, G. (2017). Pemikiran Politik Soekarno Tentang Demokrasi Terpimpin. Jurnal Politikom Indonesiana, 2(2), 14-14.
Astara, I. W. W. (2020). Legal politic of tourism village management based on local wisdom value of pancasila’s legal ideals. International Journal of Entrepreneurship, 24(5), 1–12.
Darmawan, W. (2023). Renaissance Pedagogy, Dedication of Life, and the School of Life: Soekarno’s Thoughts on Education. Paramita, 33(2), 329–340. https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.41342
Driss, O. B. (2019). From citizens to government policy-makers: Social media data analysis. Government Information Quarterly, 36(3), 560–570. https://doi.org/10.1016/j.giq.2019.05.002
Fishel, S. R. (2017). The microbial state: Global thriving and the body politic. The Microbial State: Global Thriving and the Body Politic, 1–144.
Forhan, K. L. (2019). Polycracy, Obligation, and Revolt: The Body Politic in John of Salisbury and Christine de Pizan. Politics, Gender, and Genre: The Political Thought of Christine de Pizan, 33–52.
Gould, C. F. (2018). Government policy, clean fuel access, and persistent fuel stacking in Ecuador. Energy for Sustainable Development, 46, 111–122. https://doi.org/10.1016/j.esd.2018.05.009
Hakim, A. B. (2023). Sukarno dan Nasakom dalam Pendekatan Idiosinkratik (psikologi kepemimpinan. Conseils: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 3(1), 13-19.
Hiscock, R. (2018). Tobacco industry strategies undermine government tax policy: Evidence from commercial data. Tobacco Control, 27(5), 488–497. https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2017-053891
Hosek, L. (2020). The Body Politic and the Citizen’s Mouth: Oral Health and Dental Care in Nineteenth-Century Manhattan. Historical Archaeology, 54(1), 138–159. https://doi.org/10.1007/s41636-019-00215-6
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/28/155317169/dinamika-politik-partai-masa-demokrasi-liberal?page=all. Diakses pada 8 Otober 2023.
Jun, Wang Xiang. (2008). Soekarno Uncensored. Yogyakarta: Pustaka Radja.
Khan, A. (2021). In Defence of an Unalienated Politic: a Critical Appraisal of the ‘No Outsiders’ Protests. Feminist Review, 128(1), 132–147. https://doi.org/10.1177/01417789211013777
Kuntowijoyo. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Legg, S. (2020). Political lives at sea: working and socialising to and from the India Round Table Conference in London, 1930–1932. Journal of Historical Geography, 68, 21–32. https://doi.org/10.1016/j.jhg.2019.12.005
Nofre, J. (2019). Urban change and touristification in the neighbourhood of alfama (lisbon): An approach to the historic and politic factors of the process of airbnbisation. Estudios Geograficos, 80(287). https://doi.org/10.3989/estgeogr.201929.015
Poesponegoro, M. D dan Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah. Nasional Indonesia jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Potrafke, N. (2018). Government ideology and economic policy-making in the United States—a survey. Public Choice, 174(1), 145–207. https://doi.org/10.1007/s11127-017-0491-3
Prabowo, G dan Serafica Gischa. (2020, Oktober 28). “Dinamika Politik Partai Masa Demokrasi Liberal.” Kompas.com.
Ramadlan, M. F. S. (2022). Politik media, media politik: Pers, rezim, dan kemunduran demokrasi. Universitas Brawijaya Press.
Ravary, A. (2019a). Shaping the Body Politic: Mass Media Fat-Shaming Affects Implicit Anti-Fat Attitudes. Personality and Social Psychology Bulletin, 45(11), 1580–1589. https://doi.org/10.1177/0146167219838550
Ravary, A. (2019b). Shaping the Body Politic: Mass Media Fat-Shaming Affects Implicit Anti-Fat Attitudes. Personality and Social Psychology Bulletin, 45(11), 1580–1589. https://doi.org/10.1177/0146167219838550
Reichert, F. (2018). How important are political interest and internal political efficacy in the prediction of political participation? Longitudinal evidence from Germany / La importancia del interés en la polític y dae la eficacia política interna en la predicción de la participación política. Datos longitudinales originados en Alemania. Revista de Psicologia Social, 33(3), 459–503. https://doi.org/10.1080/02134748.2018.1482056
Riawan, Y. H. U. (2016). Kebijakan Politik Pemerintahan RI Masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Universitas Sanata Darma. Skripsi.
Setiawan, J., Permatasari, W. I., & Kumalasari, D. (2018). Sistem ketatanegaraan Indonesia pada masa demokrasi liberal tahun 1950-1959. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(2), 365-378.
Sholehuddin, A. (2015). Jargon Politik Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959- 1965. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 3(1).
Simbolon, R. (2018). Pengaruh sistem Multi Partai Pada Masa Demokrasi Liberal Terhadap Stabilitas Politik di Indonesia 1950-1959.
Taum, Y. Y. (2013). Manusia Indonesia dan Keterpenjaraannya: Meretorik Ulang Wacana Indonesia”. In Makalah Seminar.
Ulwiyah, D. Y. (2015). Majalah Gadjah Mada Masa Demokrasi Liberal (1950- 1959). UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Vaczi, M. (2021). Corporeal performance in contemporary ethnonationalist movements: the changing body politic of Basque and Catalan secessionism. Social Anthropology, 29(3), 602–618. https://doi.org/10.1111/1469-8676.13010
Wijaya, A. (2014). Demokrasi dalam sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia. Al-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam, 4(01), 136–158.
Zhang, P. (2018). Performance-based or politic-related decomposition of environmental targets: A multilevel analysis in China. Sustainability (Switzerland), 10(10). https://doi.org/10.3390/su10103410
Downloads
Published
How to Cite
License
Copyright (c) 2023 Lamia Rozianna Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
