Perkembangan Industri Tahu Bungkeng di Kabupaten Sumedang Tahun 1990-2000

Authors

  • Nadya Wahyu Pramesti
  • Muna Robiatul Adawiyah Universitas Siliwangi
  • Melinda Melinda Universitas Siliwangi
  • Putri Alia Nurhetty Universitas Siliwangi
  • Deden Azhar Universitas Siliwangi

DOI:

https://doi.org/10.47134/pssh.v1i4.142

Keywords:

Industri, Perkembangan, Tahu Bungkeng

Abstract

Kabupaten sumedang merupakan daerah yang sangat identik dengan tahu, kuliner khas daerah tersebut. Tahu sumedang tidak hanya menjadi kuliner di kabupaten sumedang, tetapi juga menjadi bagian integral dari sektor perekonomian masyarakat, terutama dalam sektor industri tahu. Perkembangan industri tahu di kabupaten sumedang pada awalnya dipelopori oleh perusahaan industri tahu pertama, yaitu industri tahu bungkeng. Industri tahu bungkeng dirintis pada awal tahun 1900 oleh Ong Ki No, kemudian mulai dikembangkan pada tahun 1917 oleh putranya yang bernama Ong Bung Keng. Pada tahun 1958, pengelolaannya diturunkan kepada Ong Yu Kim, anak dari Ong Bung Keng dan sejak tahun 1995 hingga saat ini, dikelola oleh Ong Che Ciang (Suriadi). Industri tahu bungkeng adalah salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang saat ini telah memiliki dua cabang. Cabang pertama berada di Jalan 11 April Nomor 53 dan cabang kedua berada di Jalan Mayor Abdurachman Nomor 70 dan 136. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan industri tahu bungkeng di Kabupaten Sumedang dari tahun 1990 hingga tahun 2000. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah menurut kuntowijoyo. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat perkembangan yang signifikan pada industri tahu Bungkeng dari tahun 1990-2000, di mana alat produksi yang digunakan untuk membuat tahu Bungkeng sudah semi otomatis. Misalnya, alat manual yang digunakan untuk menggiling kedelai diganti menjadi mesin giling diesel. Dalam proses produksi, terutama proses pembakaran penggunaan minyak tanah diganti menjadi bahan bakar solar dan uap. Pengaruh industri tahu bungkeng di Kabupaten Sumedang memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat, karena dapat membuka kesempatan usaha dan lapangan pekerjaan.

References

Baugh, C. F. (2018). Haptic insights: model making as historical methodology. Theatre and Performance Design, 4(1), 83–100. https://doi.org/10.1080/23322551.2018.1464843

Blau, A. (2019). Methodologies of interpreting hobbes: Historical and philosophical. Interpreting Hobbes’s Political Philosophy, 10–28. https://doi.org/10.1017/9781108234870.002

Cornaggia, A. (2022). Signal Processing Methodology of Response Data from a Historical Arch Bridge toward Reliable Modal Identification. Infrastructures, 7(5). https://doi.org/10.3390/infrastructures7050074

Djayanti, S. (2015). Kajian Penerapan Produksi Bersih di Industri Tahu di Desa Jimbaran, Bandungan, Jawa Tengah. Journal of Industrial Pollution Prevention Technology, 6(2). https://doi.org/10.21771/jrtppi.2015.v6.no2.p75 - 80

Fathy, R., & Khair, M. L. (2021). Tahu Sejarah Tahu Sumedang.

Frank, A. (2019). Servitization and Industry 4.0 convergence in the digital transformation of product firms: A business model innovation perspective. Technological Forecasting and Social Change, 141, 341–351. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2019.01.014

Hartati, A. S. (2001). Perkembangan industri tahu dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sumedang.

Ibtisam, I. (2018). Strategi Komunikasi Pemasaran Majalah Panjebar Semangat dalam Mempertahankan Eksistensi. Universitas 17 Agustus 1945.

Indrayani, I., Haryatiningsih, R., & Haviz, M. (2019). Dampak Kegiatan Industri Tahu terhadap Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Masyarakat di Sumedang Utara Studi Kasus (Desa Kebonjati).

Ivanov, D. (2021). A digital supply chain twin for managing the disruption risks and resilience in the era of Industry 4.0. Production Planning and Control, 32(9), 775–788. https://doi.org/10.1080/09537287.2020.1768450

Kuntowijoyo, D. R. (2005). Pengantar ilmu sejarah. Bentang Pustaka.

Kuśnierz-Krupa, D. (2019). Original historical spatial development research methodology on the example of the town of Skawina in Lesser Poland. Landscape Architecture and Art, 14, 18–23. https://doi.org/10.22616/j.landarchart.2019.14.02

Luthfi, M. (2017). Perkembangan Industri Tahu Sumedang Tahun 1990-2000. https://lontar.ui.ac.id/detail?id=20458470

Luthra, S. (2018). Evaluating challenges to Industry 4.0 initiatives for supply chain sustainability in emerging economies. Process Safety and Environmental Protection, 117, 168–179. https://doi.org/10.1016/j.psep.2018.04.018

Maddikunta, P. K. R. (2022). Industry 5.0: A survey on enabling technologies and potential applications. Journal of Industrial Information Integration, 26. https://doi.org/10.1016/j.jii.2021.100257

Muhammad Arifan Nopio. (2020). Analisis Pengembangan Industri Rumah Tangga Produk Olahan Kedelai dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dilihat Dari Sudut Pandang Ekonomi Islam.

Nahavandi, S. (2019). Industry 5.0-a human-centric solution. Sustainability (Switzerland), 11(16). https://doi.org/10.3390/su11164371

Nascimento, D. L. M. (2019). Exploring Industry 4.0 technologies to enable circular economy practices in a manufacturing context: A business model proposal. Journal of Manufacturing Technology Management, 30(3), 607–627. https://doi.org/10.1108/JMTM-03-2018-0071

Neuman, Y. (2018). A proposed methodology for studying the historical trajectory of words’ meaning through Tsallis entropy. Physica A: Statistical Mechanics and its Applications, 492, 804–813. https://doi.org/10.1016/j.physa.2017.11.011

Niehaus, W. N. (2020). NIC Methodology: A probabilistic methodology for improved informative frequency band identification by utilizing the available healthy historical data under time-varying operating conditions. Journal of Sound and Vibration, 488. https://doi.org/10.1016/j.jsv.2020.115642

Nuslih Jamiat, S. E. (2019). Pemanfaatan Digital Marketing pada pengerajin Tahu Bungkeng Kabupaten Sumedang. ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis (e-Journal), 5(2), 67–88.

Rustandi, D. (2017). Olahan Ong Bung Keng yang Jadi Ikon Sumedang. https://regional.kompas.com/read/2017/01/19/09100001/satu.abad.tahu.sumedang.olahan.ong.bungkeng.yang.jadi.ikon.sumedang?page=2

Srimenganti, N. (2017). SEGMENTASI PASAR PEMBELI TAHU SUMEDANG (Studi Kasus pada Perusahaan Tahu Bungkeng Kabupaten Sumedang). Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 1(2), 159–164.

Sukirni, S. (2017). Permukiman Tionghoa Di Surakarta Pada Tahun 1900-1940. Ilmu Sejarah-S1, 2(3).

Sungkawa, D. (t.t.). TAHU SEBAGAI ANDALAN INDUSTRI PARIWISATA DI SUMEDANG. Jurnal Geografi Gea, 7(2).

Ukim, S., & Susanti, E. (2005). Membuat Tahu Sumedang Ala Bungkeng. AgroMedia.

Vita, M. De. (2020). Retrofit methodology based on energy simulation modeling applied for the enhancement of a historical building in L’Aquila. Energies, 13(12). https://doi.org/10.3390/en13123289

Xu, X. (2021). Industry 4.0 and Industry 5.0—Inception, conception and perception. Journal of Manufacturing Systems, 61, 530–535. https://doi.org/10.1016/j.jmsy.2021.10.006

Yogatama. (2017, Februari 18). Setia Menjaga Tahu Legenda. https://www.kompas.id/baca/sosok/2017/02/18/setia-menjaga-tahu-legenda

Zullaikah, S. (2021). Experimental investigation and optimization of non-catalytic in-situ biodiesel production from rice bran using response surface methodology historical data design. International Journal of Renewable Energy Development, 10(4), 804–810. https://doi.org/10.14710/IJRED.2021.34138

Downloads

Published

2023-11-29

How to Cite

Pramesti, N. W. ., Adawiyah, M. R., Melinda, M., Nurhetty , P. A., & Azhar, D. (2023). Perkembangan Industri Tahu Bungkeng di Kabupaten Sumedang Tahun 1990-2000. Pubmedia Social Sciences and Humanities, 1(4), 1–11. https://doi.org/10.47134/pssh.v1i4.142

Issue

Section

Articles

Categories

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.